Di tengah semangat Pesantren Ramadhan, ada banyak kisah inspiratif dari Rasulullah SAW yang dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Salah satunya adalah kisah tentang Nabi Muhammad SAW dan 8 dirham, yang mengajarkan makna berbagi, kepedulian, dan kebersamaan dalam kehidupan. Kisah ini bermula ketika Rasulullah SAW memiliki 8 dirham di tangannya, dan beliau menggunakannya dengan cara yang penuh hikmah. Sebagian diberikan kepada orang yang membutuhkan, sebagian digunakan untuk membeli barang yang kemudian disedekahkan, dan sisanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dari tindakan ini, Rasulullah SAW menunjukkan bahwa harta bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga harus dimanfaatkan untuk membantu sesama.
Kisah ini dibawakan dengan interaktif melalui storytelling oleh Kak Yenni. Pendongeng yang bernama lengkap Yeni Hardianti, adalah seorang guru di salah satu SD di Kota Cimahi dan tergabung dalam komunitas kampung dongeng Cimahi, setelah kak yeni bergabung dengan kampung dongeng yang dikelola oleh kak Awam Prakoso dari Kampung Dongeng Indonesia. Kak yeni pun fokus untuk berdakwah melalui dongeng yang disukai anak-anak. Makna dari kisah yang diceritakan oleh kak yeni sangat relevan dengan tema Pesantren Ramadhan TK Assalaam tahun ini, “Kita Semua Bersaudara”. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa dalam kehidupan, kita tidak hidup sendiri, tetapi harus saling membantu dan memperkuat ukhuwah Islamiyah. Melalui kisah ini, peserta didik dapat belajar bahwa persaudaraan tidak hanya diukur dari hubungan darah, tetapi juga dari kepedulian terhadap sesama muslim dan seluruh manusia.
Ramadhan adalah momen terbaik untuk melatih diri dalam berbagi, mempererat hubungan dengan sesama, serta menumbuhkan sikap peduli dan empati, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam kisah ini. Sebagai bagian dari kegiatan pembukaan Pesantren Ramadhan, story telling tentang kisah Nabi Muhammad SAW dan 8 dirham bisa menjadi inspirasi bagi peserta didik untuk lebih memahami arti kebersamaan dan berbagi. Setelah mendengarkan kisah ini, mereka dapat diajak untuk berdiskusi tentang cara menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbagi makanan saat berbuka, membantu teman yang kesulitan, atau menyisihkan sebagian uang jajan untuk sedekah. Dengan demikian, pesan Ramadhan yang penuh kasih sayang dan kebersamaan dapat benar-benar tertanam dalam hati mereka, menjadikan Ramadhan sebagai waktu untuk memperkuat rasa persaudaraan dan kepedulian sosial.