Rasulullah Saw menggambarkan agama Islam seperti sebuah kemah yang disangga oleh lima batang tiang. Tiang tengahnya adalah syahadat. Sedangkan empat tiang lainnya adalah tiang pendukung untuk menyangga keempat sudut kemah itu. Tanpa tiang tengah kemah itu tdk akan berdiri tegak. Sedangkan jika satu tiang dari keempat sudut itu tidak ada, kemah itu masih bisa berdiri namun kondisinya miring dan tak sempurna.
Orang yg tidak shalat berarti bertentangan dengan siklus semesta
padahal tidak ada satu makhlukpun di alam ini yg tdk tunduk terhadap sunnatullah.
Jika manusia tdk shalat berarti ia telah membinasakan dirinya, ia tidak memiliki poros, tidak punya pertahanan kuat untuk mengantisipasi pengaruh lain yg datang yg datang menuju dirinya. Sebagai akibatnya mudah diombang ambing oleh fenomena yg ada diluar dirinya. Esensinya orang yang tidak shalat berarti ia sesungguhnya telah mati(bangkai hidup)
karena seluruh tindak tanduk dan perilakunya bukan lagi atas kendali fitrah dirinya, tetapi pengaruh luar diri
(لامة الشياطين)
Berikut ini prototipe manusia yg tidak shalat,:
1. Abu Lahab, Abu Jahal, dan Firaun. Siklus dalam hidup mereka adalah; jabatan, kedudukan dan kekuasaan.
2. Qarun. Siklus hidupnya; harta kekayaan, perhiasan berharga dan bekerja mengeruk harta kekayaan. Siklus hidupnya diganti dengan benda perhiasan dunia. (متاع الغرور)
3. Haamman. Siklus hidupnya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, hanya IPTEK saja yg dibela dan menjadi perhatian utama.
4. Samiri. Upaya menggapai prestise, citra diri dan opini publik yg baik di masyarakat, kebaikannya hanya artificial belaka. Petunjuk Allah tidak dipakai karena sudah merasa baik dgn atribut, assesoris citra diri yg diperolehnya.
Inilah empat tipe manusia yg terpengaruh oleh fenomena luar diri. Karena rapuh sistemnya maka mereka mengalami kebinasaan. (سوء الخاتمة) Na’uudzubillah..!
Shalat merupakan kewajiban yang harus dijaga, karena shalat adalah tolok ukur yg terpenting setelah beriman kepada Allah.
Abdullah bin Mas’ud Ra. Berkata: Saya pernah bertanya kepada Rasulullah Saw: Amalan apakah yang paling dicintai Allah Subhaanahu Wata’aalaa? Beliau menjawab, “shalat”. Kemudian saya bertanya lagi, “apalagi setelah itu?” Beliau menjawab, “berbakti kepada kedua orang tua”. Saya bertanya lagi, “apa lagi setelah itu?”. Beliau menjawab, “jihad”(HR. Bukhari, Turmudzi dan Annasaa’i)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِا لصَّلٰوةِ وَا صْطَبِرْ عَلَيْهَا ۗ لَا نَسْــئَلُكَ رِزْقًا ۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَا لْعَا قِبَةُ لِلتَّقْوٰى
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.”
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 132)
Walloohu’Alam!
(Buku 79 Shalat Sunat. Karya: Habib Syarief Muhammad Al’aydrus)